0

Teori Hanyutan Benua

Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dari Jerman, pada tahun 1915 mengemukakan teori tentang hanyutan benua (continental drift). Teori ini ditulis dalam bukunya yang berjudul "The Origin of Continent and Oceans" atau Asal Mula Benua dan Samudra. Wegener berpendapat bahwa dahulu dibumi hanya ada satu superbenua yang disebut Pangaea.

Pangaea berasal dari bahasa Yunani, yaitu pan : Seluruh dan Gaia : Bumi. Bagian utara Pangaea disebut Laurasia dan terdiri atas Benua Eurasia (Gabungan Eropa & Asia) dan Amerika Utara. Bagian selatan Pangaea disebut Gondwana dan terdiri atas benua-benua lain. Disebelah Timur Pangaea terdapat Laut Tethys. Pada zaman itu hanya ada satu samudra, yaitu Panthalassa (pendahulu Samudra Pasifik). Sekitar 200 tahun yang lalu, Pangaea mulai pecah menjadi beberapa benua hanyut perlahan. Teori hanyutan benua baru bisa diterima para ahli geologi pada tahun 1960.

Teori hanyutan benua didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut.

Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika Selatan dengan Pantai Barat Eropa dan Afrika hampir sama.
Daratan Tanah Hijau (GreenLand) menjauh dari Eropa sejauh sekitar 36 cm setiap tahun.
Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika menunjukkan persamaan sifat.
Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.